Makalah Interaksi Obat
Farmakokinetik dan
farmakodinamik terhadap penyakit ginjal
OLEH:
KELOMPOK IV
EKA ZULAIKA
SARKIA
ANDIWARNITA
ALIFYAH ANGGITA PUTRI SYAM
KELAS : J15
FAKULTAS FARMASI
UNIVERSITAS INDONESIA TIMUR
MAKASSAR
2018
KATA
PENGANTAR
Puji
syukur kehadirat Tuhan Yang Maha Esa atas segala rahmatNYA sehingga makalah ini
dapat tersusun hingga selesai . Tidak lupa kami juga mengucapkan banyak
terimakasih atas bantuan dari pihak yang telah berkontribusi dengan memberikan
sumbangan baik materi maupun pikirannya.
Dan harapan kami semoga
makalah ini dapat menambah pengetahuan dan pengalaman bagi para pembaca, Untuk
ke depannya dapat memperbaiki bentuk maupun menambah isi makalah agar menjadi
lebih baik lagi.
Karena keterbatasan pengetahuan maupun
pengalaman kami, Kami yakin masih banyak kekurangan dalam makalah ini, Oleh
karena itu kami sangat mengharapkan saran dan kritik yang membangun dari
pembaca demi kesempurnaan makalah ini.
Makassar,
12 februari 2018
Penyusun
BAB
I
PENDAHULUAN
Latar Belakang
Manusia memiliki sepasang
ginjal yang terletak di belakang perut atau abdomen. Ginjal ini
terletak di kanan dan kiri tulang belakang, di bawah hati dan limpa.
Di bagian atas ( Superior ) ginjal terdapat kelenjar adrenal (juga disebut kelenjar suprarenal).
Ginjal bersifat retroperitoneal, yang berarti terletak di belakang peritoneum yang melapisi rongga abdomen. Kedua ginjal terletak di sekitar vertebraT12 hingga L3. Ginjal kanan biasanya terletak sedikit di bawah ginjal kiri untuk memberi tempat untuk hati.Sebagian dari bagian atas ginjal terlindungi oleh iga ke sebelas dan dua belas. Kedua ginjal dibungkus oleh dua lapisan lemak (lemak perirenal dan lemak pararenal) yang membantu meredam goncangan.
Di bagian atas ( Superior ) ginjal terdapat kelenjar adrenal (juga disebut kelenjar suprarenal).
Ginjal bersifat retroperitoneal, yang berarti terletak di belakang peritoneum yang melapisi rongga abdomen. Kedua ginjal terletak di sekitar vertebraT12 hingga L3. Ginjal kanan biasanya terletak sedikit di bawah ginjal kiri untuk memberi tempat untuk hati.Sebagian dari bagian atas ginjal terlindungi oleh iga ke sebelas dan dua belas. Kedua ginjal dibungkus oleh dua lapisan lemak (lemak perirenal dan lemak pararenal) yang membantu meredam goncangan.
Penyakit Gagal
Ginjal adalah suatu penyakit dimana fungsi organ ginjal mengalami penurunan
hingga akhirnya tidak lagi mampu bekerja sama sekali dalam hal penyaringan
pembuangan elektrolit tubuh, menjaga keseimbangan cairan dan zat kimia tubuh
seperti sodium dan kalium di dalam darah atau produksi urin. Penyakit
gagal ginjal ini dapat menyerang siapa saja yang menderita penyakit serius
atau terluka dimana hal itu berdampak langsung pada ginjal itu sendiri.
Penyakit gagal ginjal lebih sering dialami mereka yang berusia dewasa, terlebih
pada kaum lanjut usia.
Gagal ginjal dibagi menjadi dua bagian besar yakni gagal ginjal akut (acute
renal failure = ARF ) dan gagal ginjal kronik (chronic renal failure =
CRF). Pada gagal ginjal akut terjadi penurunan fungsi ginjal secara tiba-tiba dalam
waktu beberapa hari atau beberapa minggu dan ditandai dengan
hasil pemeriksaan fungsi ginjal (ureum dan kreatinin darah" dan kadar
urea nitrogen dalam darah yang meningkat. Sedangkan pada gagal ginjal
kronis, penurunan fungsi ginjal terjadi secara perlahan-lahan. Sehingga
biasanya diketahui setelah jatuh dalam kondisi parah. Gagal ginjal kronik tidak
dapatdisembuhkan. Pada penderita gagal ginjal kronik, kemungkinan
terjadinyakematian sebesar 85%.
BAB II
ISI
Pengertian Ginjal
Ginjal (renal )
adalah organ tubuh yang memiliki fungsi utama untuk menyaring dan membuang
zat-zat sisa metabolisme tubuh dari darah dan menjaga keseimbangan cairan serta
elektrolit (misalnya kalsium, natrium, dan kalium) dalam darah. Ginjal juga memproduksi
bentuk aktif dari vitamin D yang mengatur penyerapan kalsium dan fosfor dari
makanan sehingga membuat tulang menjadi kuat. Selain itu ginjal memproduksi hormone
eritropoietin yang merangsang
sumsum tulang untuk memproduksi sel darah merah, serta renin yang
berfungsi mengatur volume darah dan tekanan darah.
Pada orang dewasa,
setiap ginjal memiliki ukuran panjang sekitar11 cm dan ketebalan 5 cm dengan
berat sekitar 150 gram. Ginjal memiliki bentuk seperti kacang dengan lekukan
yang menghadap ke dalam. Di tiap ginjal terdapat bukaan yangdisebut hilus yang
menghubungkan arterirenal, vena renal, dan ureter.
Fungsi Ginjal
1). Ekskresi bahan
yang tidak diperlukan
Ekskresi produk
buangan meliputi produk sampingan dari metabolisme karbohidrat (misalnya: air,
asam) dan metabolisme protein (urea, asam urat dan kreatinin), bersama dengan
bahan yang jumlahnya melebihi kebutuhan tubuh (misalnya air).
2).Pengaturan
homeostatis.
Ginjal berperan penting dan secara
aktif mempertahankan keseimbangan ionik, osmotik, pH, asam-basa, keseimbangan
cairan dan elektrolit yang paling tepat di seluruh bagian tubuh.
3). Biosintesa dan
metabolisme hormon
Hal ini meliputi biosintesa
(misalnya, renin, aldosteron, erythropoietin dan 1,25-dihidroksi vitamin D)
serta metabolisme hormon (misalnya insulin, steroid, dan hormon-hormon tiroid).
Oleh karena itu ginjal terlibat dalam pengaturan tekanan darah, metabolisme
kalsium dan tulang serta eritropoiesis (Kenward dan Tan, 2003).
Gagal ginjal adalah
suatu kondisi di mana ginjal tidak dapat menjalankan fungsihnya secara normal. Pada
kondisi normal, pertama-tama darah akan masuk ke glomerulus dan mengalami
penyaringan melalui pembuluh darah halus yang disebut kapiler. Di
glomerulus, zat-zat sisa metabolisme yang sudah tidak terpakai dan beberapa
yang masih terpakai serta cairan akan melewati membran kapiler sedangkan sel
darah merah, protein dan zat-zat yang berukuran besar akan tetap tertahan
di dalam darah. Filtrat (hasil penyaringan) akan terkumpul di bagian ginjal
yang disebut kapsula bowman. Selanjutnya, filtrat akan diproses di dalam
tubulus ginjal.Di sini air dan zat-zat yang masih berguna yang terkandung dalam
filtrat akan diserap lagi dan akan terjadi penambahan zat-zat sampah metabolisme
lain kedalam filtrat. Hasil akhir dari proses ini adalah urin (air seni).
Klasifikasi
1). Gagal ginjal
akut
Gagal ginjal akut
ditandai dengan gejala yang timbul secara tiba-tiba dan penurunan secara cepat
volume urin. Laju filtrasi glomerulus dapat secara tiba-tiba menurun sampai di
bawah 15 ml/menit. Gagal ginjal akut akan mengakibatkan peningkatan kadar serum
urea, kreatinin dan bahan-bahan yang lain. Walaupun sering bersifat reversibel,
tetapi secara umum mortalitasnya tinggi (Kenward dan Tan, 2003).
2). Gagal ginjal
kronis
Gagal ginjal kronis
ditandai dengan berkurangnya fungsi ginjal secara perlahan, berkelanjutan,
tersembunyi, serta bersifat irreversibel. Baik pada gagal ginjal akut maupun
kronis, terjadi penurunan atau kehilangan fungsi pada seluruh nefron (Kenward
dan Tan, 2003).
Gejala
klinis
1). Gagal ginjal akut
Gagal ginjal akut
ditandai dengan gejala yang timbul secara tiba-tiba dan penurunan secara cepat
volume urin. Laju filtrasi glomerulus dapat secara tiba-tiba menurun sampai di
bawah 15 ml/menit. Gagal ginjal akut akan mengakibatkan peningkatan kadar serum
urea, kreatinin dan bahan-bahan yang lain. Walaupun sering bersifat reversibel,
tetapi secara umum mortalitasnya tinggi (Kenward dan Tan, 2003).
2). Gagal ginjal
kronis
Gagal ginjal kronis
ditandai dengan berkurangnya fungsi ginjal secara perlahan,berkelanjutan,
tersembunyi, serta bersifat irreversibel. Baik pada gagal ginjal akut maupun
kronis, terjadi penurunan atau kehilangan fungsi pada seluruh nefron (Kenward
dan Tan, 2003).
Gagal ginjal kronis
Tanda–tanda dan
gejala gagal ginjal kronis meliputi nokturia, edema, anemia (ironresistant,
normochromic, normocytic), gangguan elektrolit, hipertensi, penyakit tulang
(renalosteodystrophy), perubahan neurologist (misalnya lethargia,gangguan
mental),gangguan fungsi otot (misalnya kram otot, kaki pegal) dan
uraemia(misalnya nafsu makan berkurang, mual, muntah, pruritus). Istilah
‘uraemia’ (urea dalam darah) yang menggambarkan kadar urea darah yang tinggi,
sering digunakan sebagai kata lain untuk gagal ginjal akut maupun kronis
(Kenward dan Tan, 2003).
Rasionalitas
Obat
Obat yang digunakan untuk mengobati penderita penyakit
ginjal memiliki karakteristik berikut:
a. Tidak menghasilkan metabolit aktif
b. Disposisi obat tidak dipengaruhi oleh perubahan
keseimbangan cairan
c. Disposisi obat tidak dipengaruhi oleh perubahan ikatan
protein
d. Respon obat tidak dipengaruhi oleh perubahan kepekaan
jaringan
e. Mempunyai rentang terapi yang lebar
f. Tidak bersifat nefrotoksik
Obat yang terutama menyebabkan
nefrotoksis meliputi: AINS, radiocontrast media, kaptropril, siklosporin,
aminoglikosida, sisplatin, analgesik non-narkotika (misalnya asetaminofen,
aspirin, ibuprofen), rifampisin, litium, simetidin.
Anjuran dosis didasarkan pada
tingkat keparahan gangguan ginjal, yang biasanya dinyatakan dalam istilah Laju
Filtrasi Glomeruler (LFG). Perubahan dosis yang paling sering dilakukan adalah
dengan menurunkan dosis atau memperpanjang interval pemberian obat, atau
kombinasi keduanya (Kenward dan Tan, 2003).
1.
Jangka waktu pengobatan
Beberapa terapi obat harus dilanjutkan untuk seumur hidup,
sementara obat yang lain perlu diberikan untuk suatu pengobatan jangka waktu
tertentu.
2.
Efek samping
Efek samping obat yang dapat diantisipasi perlu dicegah atau
ditangani dengan tepat. Efek samping yang tidak terduga perlu diidentifikasi dan
dinilai untuk memutuskan apakah pengobatan dapat dilanjutkan, harus dihentikan
(dan pengobatan alternatif diberikan) dan apakah pengobatan tambahan perlu
diresepkan untuk mengatasi efek samping obat.
3.
Interaksi obat
Interaksi obat dapat termasuk: interaksi obat-penyakit,
interaksi obat-obat, interaksi obat-diet atau interaksi obat-uji laboratorium.
4.
Kompatibilitas/ketercampuran obat
Masalah obat yang tidak tercampurkan (OTT) secara fisika
maupun kimia dapat muncul dengan akibat hilangnya potensi, meningkatnya
toksisitas atau efek samping yang lain (Kenward dan Tan, 2003).
BAB III
PENUTUP
Kesimpulan
Ginjal (renal )
adalah organ tubuh yang memiliki fungsi utama untuk menyaring dan membuang
zat-zat sisa metabolisme tubuh dari darah dan menjaga keseimbangan cairan serta
elektrolit (misalnya kalsium, natrium, dan kalium) dalam darah. Gagal ginjal
adalah suatu kondisi di mana ginjal tidak dapat menjalankan fungsihnya secara normal.
Gagal ginjal terbaggi atas 2 yaitu : Gagal ginjal akut (acute renal failure)
dan gagal ginjal kronik (chronic renal failure = CRF)
Anjuran dosis didasarkan pada
tingkat keparahan gangguan ginjal, yang biasanya dinyatakan dalam istilah Laju
Filtrasi Glomeruler (LFG). Perubahan dosis yang paling sering dilakukan adalah
dengan menurunkan dosis atau memperpanjang interval pemberian obat, atau
kombinasi keduanya (Kenward dan Tan, 2003).
a.
Jangka waktu pengobatan
Beberapa terapi obat harus dilanjutkan untuk seumur hidup,
sementara obat yang lain perlu diberikan untuk suatu pengobatan jangka waktu
tertentu.
b.
Efek samping
Efek samping obat yang dapat diantisipasi perlu dicegah atau
ditangani dengan tepat. Efek samping yang tidak terduga perlu diidentifikasi
dan dinilai untuk memutuskan apakah pengobatan dapat dilanjutkan, harus
dihentikan (dan pengobatan alternatif diberikan) dan apakah pengobatan tambahan
perlu diresepkan untuk mengatasi efek samping obat.
c.
Interaksi obat
Interaksi obat dapat termasuk: interaksi obat-penyakit,
interaksi obat-obat, interaksi obat-diet atau interaksi obat-uji laboratorium.
d.
Kompatibilitas/ketercampuran obat
Masalah obat yang tidak tercampurkan (OTT) secara fisika
maupun kimia dapat muncul dengan akibat hilangnya potensi, meningkatnya
toksisitas atau efek samping yang lain (Kenward dan Tan, 2003).
Komentar
Posting Komentar